Beginilah Cara DAMHASYID Peringati Hari Pramuka ke 60 Tahun

Beginilah Cara DAMHASYID Peringati Hari Pramuka ke 60 Tahun

Gerakan Pramuka Dewan Ambalan Hasyim Asy’ari – Rasuna Said (DAMHASYID) Gugus Depan (Gudep) 13.067 – 13.068 Madrasah Aliyah Nahdatul Ulama (MA NU) 01 Banyuputih melakukan uji fisik jalan kaki dari Desa Selopajang Timur menuju Desa Wonobodro Kecamatan Blado Kabupaten Batang, pada Sabtu (14/8). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Pramuka yang ke 60 tahun sekaligus memperingati tahun baru Islam 1443 Hijriyah dengan tetap mengenakan masker.

Kegiatan ini dimulai pukul 08.00 WIB dengan doa bersama dan pengarahan dari Shofyan (45) selaku pembina putra untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan tetap menjaga nama baik pramuka MA NU 01 Banyuputih di masyarakat. Pemberangkatan diawali dari MA NU 01 Banyuputih dengan menaiki mobil pick up menuju Desa Selopajang Timur.

Sesampainya di lokasi start, semua peserta turun dari mobil dan menata barang bawaan. Kemudian pukul 09.16 WIB semua peserta langsung jalan kaki melalui jalan ditengah persawahan dan perkebunan. Peserta yang berada dibarisan depan membawa bendera merah putih dan dibelakangnya bendera tunas kelapa sambil di kibarkan dengan tongkat.

Dengan jarak tempuh 5 km, tujuh belas pengurus DAMHASYID berhasil menempuh perjalanan tersebut dengan aman dan selamat. Selama perjalanan pembina putra mendampingi dari start sampai finish untuk menjaga keselamatan peserta.

Sesampainya di lokasi finish, dilanjutkan ke Desa Bismo yang terletak di arah selatan dari Desa Wonobodro. Di Desa Bismo terdapat petilasan Makam Sunan Bonang dan Makam Sunan Kalijaga serta terdapat sumber air seluas 260 hektar. Sebuah desa di lereng Gunung Dieng itu, Pramuka MA NU 01 Banyuputih menikmati keindahaan alam.

Usai dari Desa Bismo lalu kearah utara kembali ke Desa Wonobodro, menuju petilsan Syech Maulana Maghribi untuk tawasul dan berdoa meminta kepada Allah SWT.

Shofyan pembina putra mengatakan kalau datang ke suatu tempat jangan meminta benda yang ada disitu, meminta hanyalah kepada Allah. Kita harus hati-hati ketika datang ke suatau tempat.

“Jangan sampai kita malah menjadi musyrik karena meminta kepada selain Allah, kita berdoa semoga diampuni dosa-dosa beliau,” kata Pria yang akrab disapa Pak Piyan itu.

Ia menyampaikan bahwa di Wonobodro itu tempat berkumpulnya para raja.

“Dengan datang ditempat ini, semoga kelak nanti terpilih menjadi orang-orang yang terpilih dimasyarakat. Sehingga bermanfaat di masyarakat. Dan Jangan lupa kegiatan kita di Pramuka harus tetap istiqomah menjalankan ibadah,” pungkasnya. Di penghujung kegiatan sebagai simbol telah berhasil melakukan uji fisik jalan kaki dilakukan penyematan scraf oleh pembina putra.

Share this.
Scroll to Top