Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MA NU) 01 Banyuputih, melaksanakan kegiatan Kunjungan Kerja Lapangan (KKL) dengan tiga jenis kunjungan, yaitu kunjungan Kampus, kunjungan Religi, dan kunjungan Budaya. Rombongan berangkat pada Rabu pagi (22/06/22) dari halaman Madrasah menuju Kampus III Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga.
Adapun tempat-tempat yang akan dikunjungi meliputi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang sekarang sudah menjadi Universitas Islam Negeri ( UIN) pada tanggal delapan Juni kemarin, Kunjungan Religi (ziarah) ke makam KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Abdurrahman Wahid atau Gusdur yang betempatan di komplek pondok pesantren Tebuireng, Ndiwek, Kabupaten Jombang, selanjutnya wisata budayanya yaitu Pulau Dewata, Bali.
Bali menjadi pilihan wisata budaya karena Bali memiliki berbagai macam hal seperti penduduknya yang mayoritas beragama Hindu, obyek wisata yang banyak dan menarik.
Mukhsin, S.Ag., M.Pd.I Kepala Madrasah mengungkapkan kegiatan KKL sempat tersendat di beberapa tahun terakhir karena adanya wabah pandemi. Namun, sehubungan dengan suasana yang sudah kembali normal kegiatan ini kembali bisa dilaksanakan sesuai program-program sebelumnya. “KKL itu adalah progam dari MA NU yang sudah berjalan cukup lama, dan tahun ini kembali di laksanakan. Tujuannya KKL itu kan bukan sekedar jalan-jalan atau pun dolan-dolan, tapi ada tujuan lain karena di sini ada tiga bentuk kegiatan. Pertama, kunjungan kampus agar anak-anak memahami kondisi kampus dan bisa melihat langsung, dan harapannya di sana mendapatkan bekal ilmu jika nantinya ingin melanjutkan ke perkuliahan,” tuturnya saat ditemui.
“Kedua kunjungan religi tujuannya dalam rangka mengembangkan pembelajaran khususnya ke-NU-an, apalagi kita menganut paham nahdatul ulama jadi biar kita tidak melupakan pendiri-pendiri kita. Yang ketiga wisata budaya agar kita bisa mengenal budaya dan perbedaan yang ada di sana agar kita bisa toleransi,” imbuhnya.
Setelah ziarah di Jombang rombongan melanjutkan perjalan ke pelabuhan Ketapang, Bayuwangi untuk menyeberang ke pelabuhan Gilimanuk. Penyeberangan dari Ketapang – Gilimanuk memakan waktu kurang lebih empat puluh lima menit. Sekitar pukul tujuh WITA rombongan KKL yang terdiri dari 132 peserta didik tiba di pelabuhan Gilimanuk. Selanjutnya peserta KKL diarahkan ke resto yang letaknya lumayan jauh dari pelabuhan untuk sarapan dan bersih-bersih.
Setelah makan dan bersih-bersih rombongan MANU 01 Banyuputih menuju ke obyek yang sebelumnya sudah dipersiapkan, Danau Ulun Beratan di Bedugul dan Garuda Wisnu Kencana (GWK) menjadi tujuan wisata pada hari pertama. Perjalanan menuju Bedugul memakan waktu dua jam. Tempat yang dikunjungi yaitu Pura Ulun Baratan yang terletak di tepi Danau Beratan. Untuk lokasi Danau Bedugul terdapat di Desa Candikuning, kec. Baturiti, kab. Tabanan sekitar 50 km Denpasar yang merupakan ibu kota pulau Bali. Peserta diberikan waktu kurang lebih satu satu jam untuk menikmati keindahan wisata tersebut.
Selanjutnya rombongan beristirahat, makan, dan sholat di resto Taman Sari yang letaknya tidak jauh dari obyek wisata Danau Bedugul.
Mulai dari Bedugul rombongan MA NU di setiap bus nya di isi oleh Guide Tour Lokal yang selama perjalanan menjelaskan banyak hal seperti urutan kasta, nama-nama, dan wilayah yang ada di Bali. Karena tujuan selanjutnya menuju ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) juga diceritakan bagaimana perjuangan terbentuknya patung yang kini menjadi patung tertinggi urutan ketiga di dunia. Setelah puas berkeliling di GWK, selanjutnya rombongan diajak menyaksikan penampilan tari Kecak yang menceritakan kisah Garuda hingga pada akhirnya menjadi tunggangan Dewa Wisnu. Tari Kecak sendiri, merupakan salah satu tari tradisional Bali yang berhasil membawa nama Bali ke kancah dunia. Bahkan, berkat pagelaran Tari Kecak di Mancanegara, dulunya Bali justru lebih terkenal dari Indonesia. Setelah kurang lebih dua jam berada di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park rombongan selanjutnya diarahkan ke hotel untuk beristirahat.
Hari kedua rombongan kembali diajak menyaksikan pagelaran Tari Barong yang terletak di Jl. Raya Singapadu, Sukawati, Gianyar. Selagi dalam perjalanan menuju tempat pertunjukan tari barong oleh tour guide diceritakan sedikit mengenai bagaimana awal mula adanya barong, dengan harapan peserta KKL mampu memahami alur saat menonton pertunjukan. Setelah selesai pertunjukan peserta diberikan waktu untuk membeli oleh-oleh khas Bali, tepatnya di PT. Cening Bagus Sejahtera, bagi yang telah selesai diarahkan untuk ke lantai dua pusat oleh-oleh tersebut untuk makan siang dan sholat dzuhur yang dijama’ dengan ashar berjama’ah.
Tujuan selanjutnya menuju Joger, joger sendiri merupakan toko yang menjual berbagai macam pakaian, aksesoris dan berbagai macam barang yang mempunyai ciri khas kata-katanya yang unik dan ncleneh, joger juga hanya ada di Bali produk Joger tidak diperjualkan bebas melainkan hanya di jual di official store joger yang berada di jalan raya Kuta, Bali merupakan pusat kota . Selama dalam perjalanan menuju Joger, tour guide juga menjelaskan tentang tata tertib saat berbelanja di sana, dan beberapa hal menarik tentang Joger.
Setelah puas berbelanja di Joger, rombongan melanjutkan perkataannya ke Pantai Melasti. Untuk menuju melasti rombongan diajak melewati tol Bali Mandara yang merupakan tol pertama dan terpanjang yang berada diatas air. Jalan Tol yang menghubungkan Kota Denpasar-Nusa Dua ini membentang sepanjang 12,7 kilometer dan diresmikan pada tanggal 23 September 2013 oleh presiden ke enam Indoneia yaitu Susilo Bambang Yudhoyono.
Pantai Melasti tepatnya berada di jalan Melasti, di desa Adat Ungasan, kec. Kuta Selatan, Badung, Bali berjarak 26 km dari kota Denpasar. Sesampainya disana peserta KKL diberi waktu sekitar enam puluh menit untuk menikmati keindahan pantaai melasti tersebut. Pukul 19.00 WITA diarahkan untuk pulang menuju hotel untuk istirahat dan packing karena keesokan hari kembali ke Banyuputih.
Tanggal dua lima yang merupakan hari terakhir rombongan MA NU 01 Banyuputih di Bali. Tujuan terakhir adalah Tanah Lot, Tanah Lot adalah Pura yang terletak di atas batu besar yang berada di lepas pantai. Dibawah pura terdapat goa kecil yang didalamnya ada beerapa ular laut. Menurut mitos orang Bali, orang-orang yang berdoa disana doanya akan terkabul. Tanah Lot beralamat di Beraban, Kec. Kediri, Kab. Tabanan, Bali.
Selepas dari obyek wisata Tanah Lot rombongan menuju resto untuk makan siang dan sholat sebelum melanjutkan perjalanan unutk pulang. Perjalanan dari Bali – Banyuputih memakan waktu kurang lebih tiga belas jam.
Pewarta : Ali Listiawan dan Atik Dina Nasikha
Editor : Dya Nisa Nurul Kamila