Tanggal 1 Juni merupakan hari bersejarah bagi MA NU 01 Banyuputih. Bertepatan dengan Hari lahir pancasila, MA NU 01 Banyuputih menggelar kegiatan istighosah dan temu alumni dalam rangka peringatan Hari Lahir MA NU yang ke-36 pada hari Selasa (01/06/21). Kegiatan dilaksanakan di Aula lantai 2 MA NU 01 Banyuputih.
Kegiatan tersebut diawali dengan istighosah sholawat nariyah sebanyak 4444x di bagi sejumlah hadirin yang hadir. Usai istighosah, kegiatan dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, potong tumpeng, dan sarasehan alumni.
Harlah kali ini dihadiri oleh para pendiri, di antaranya Zamahsari, Ali Sodiqin dan Muridun. Selain itu hadir pula dewan pengurus yayasan An Nahdliyah, segenap dewan guru serta perwakilan alumni dari angkatan 1985 sampai dengan 2014.
Mukhsin, kepala MA NU 01 Banyuputih dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan harlah di awali dengan istighosah bersama. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendoakan para pendiri MA NU yang telah wafat sebagai upaya pengingat jasa-jasanya serta sebagai bentuk do’a agar ke depan MA NU semakin berkualitas, berkembang serta berkontribusi lebih baik lagi bagi masyarakat. Selain itu, temu alumni dapat dijadikan sebagai wadah silaturrahim. “Saya berharap ke depannya terbentuk wadah alumni dan dapat ikut memberikan kontribusi kepada MA NU 01 Banyuputih baik berupa pemikiran, materiil maupun do’a”, harapnya.
Hal tersebut ditanggapi oleh Habib Ghozi pada sambutannya selaku perwakilan alumni. Ghozi mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya karena tanpa lembaga MA NU Banyuputih, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ghozi berharap para alumni bisa memberikan kontribusi dan MA NU 01 Banyuputih selalu berkembang dan menjadi lebih besar. “Mari kita support, mari kita dukung apa yang menjadi visi misi MA NU 01 Banyuputih sehingga MA NU semakin tahun semakin menjadi Madrasah yang istimewa dan yang diimpikan ” ” ujar Habib Ghozi.
Selanjutnya, sambutan dari Pengurus disampaikan oleh Sutriyono. Dalam harlah kali ini beliau kembali mengingatkan kepada kita semua bahwa MA NU 01 Banyuputih adalah amanat dari pendiri. Tiga puluh enam tahun berdiri, tentunya sudah terbagi menjadi beberapa generasi, ada generasi perintis, generasi pembangun, generasi penikmat, serta generasi penghancur. “Jangan sampai kita menjadi generasi penghancur. Ayo kita jaga bersama, jangan sampai nakalnya kita, MA NU menjadi hancur sehingga pendiri menangis. Jadilah generasi pembangun dan penikmat sehingga kita akan berjuang untuk perkembangan dan kemajuan MA NU 01 Banyuputih selamanya.”, pungkasnya.
Sambutan berikutnya dari Zamahsari selaku pendiri MA NU 01 Banyuputih. Beliau menceritakan tentang sejarah awal mulai berdirinya MA NU 01 Banyuputih yang dulu namanya MA NU Limpung. Zamahsari selaku inisiator berdirinya MA NU 01 Banyuputih mempunyai mimpi untuk memiliki sekolah di bawah NU dengan harapan nantinya mampu melahirkan generasi yang dapat berpartisipasi dalam bidang politik dengan pendidikan yang cukup, untuk membuka pengabdian untuk warga atau kader dengan mengajar, serta untuk mengisi di birokrasi atau pemerintahan yang waktu itu susah. Zamahsari yang saat menjabat sebagai ketua Ansor, juga menceritakan tantangan serta kendala yang di alami saat itu, mulai belum dapatnya restu dari pengurus MWC NU Limpung saat itu, kekhawatiran dalam penggunaan kata NU pada pemberian nama madrasah, keterbatasan gedung, keterbatasan honor pengajar dan lain sebagainya. Zamahsari merasa bangga dan bersyukur atas apa yang telah dicapai saat ini, “Saya bersyukur MA NU bisa eksis sampai saat ini dan alumni dari angkatan pertama hingga angkatan sekarang sudah terbukti berhasil dapat mengisi beberapa hal di bidang yang strategis dalam jabatan NU maupun dalam bidang pemerintahan.” Beliau berpesan kepada seluruh alumni, apapun pekerjaannya agar dapat menjunjung tinggi akhlakul karimah. “Bagi seluruh alumni, terutama yang sudah menduduki tempat yg strategis agar dapat memberikan contoh akhlak yang baik. MA NU merupakan salah satu modal dasarnya dalam bidang agama, sehingga harus berperilaku yg lebih bagus, mengedepankan akhlak dari pada mereka yang bukan lulusan MA.” Tuturnya. Terakhir pemberian kesan pesan kepada alumni disampaikan oleh Ali Sodiqin. Ali Sodiqin berpesan untuk selalu menghargai para pendiri MA NU 01 Banyuputih baik yg masih hidup maupun sudah wafat, atas jasa pemikiran dan tenaganya yang luar biasa. “Pengurus pakai periodesasi, kepala sekolah pakai periodesasi, kalau pendiri itu tidak ada. Oleh karena itu, hargailah para pendiri.”, pesannya. Acara ditutup dengan pemotongan tumpeng dan sarasehan alumni.[N].
Pewarta : Inayatun Nisa’
Mantab… MA NU Jaya
Semoga senantiasa exist….