Kelompok Ilmiah Bedah Buku Tipologi dan Respon Terhadap Informasi Menurut Al Quran

“Tipologi informasi ini berkaitan erat dengan kehidupan kita sekarang, hidup dalam arus informasi yang begitu luar biasa. Kalau kita tidak jeli-jeli ya justru kita yang terpuruk oleh informasi itu, baik informasi negatif maupun positif,” ungkap Gus Zaim narasumber pada acara bedah buku Tipologi dan Respon Terhadap Informasi Menurut Al Quran yang diselenggarakan oleh Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) 01 Banyuputih, Ahad (23/10/2022).

Kegiatan yang dilaksanakan di MA NU 01 Banyuputih itu diikuti oleh pengurus, anggota dan calon anggota KIR dengan mendatangkan penulisnya secara langsung yaitu Gus H Zaimuddin Ahya.

Menurut pria yang akrab disapa Gus Zaim, buku ini mencoba memetakan tipologi informasi sekaligus menggali bagaimana pesan Al Quran kepada manusia saat menerima informasi. Melalui empat term yang bermakna (paling tidak berdekatan) informasi, yakni term naba’, term khabar, term hadis dan term ifk.

Dalam buku ini dijelaskan, term yang disebut diawal, walaupun secara sekilas bermakna sama, namun jika dilihat dari makna dasar dan penggunaannya dalam Al Quran, memiliki perbedaan. Term naba’ sering diartikan dengan informasi yang penting, yang tak diragukan lagi kebenarannya. Berbeda dengan term khabar. Term ini secara bahasa bermakna informasi secara umum, entah itu benar atau salah dan penting atau tidak penting. Begitu juga dengan term hadis, yang juga memuat informasi secara umum.

Dari empat term di atas, adalah term ifk, yang secara khusus bermakna informasi bohong. Perbedaan term-term tersebut tidaklah berhenti pada makna bahasa. Penggunaan term-term tersebut dalam Al Quran, secara umum juga memiliki perbedaan. Misalnya term naba’ digunakan untuk menunjuk informasi umat terdahulu, informasi eskatologi dan informasi yang menyangkut orang banyak. Berbeda dengan term khabar dan hadi. Dua term ini digunakan dalam berbagai informasi.

Term hadis kadang digunakan untuk menunjuk Al Quran yang memuat informasi mulia, namun juga kadang digunakan untuk menggambarkan informasi yang tak penting. Hal ini terjadi ketika term hadis digandengkan dengan term lagwh. Kekhususan ini juga terjadi pada penggunaan term ifk. Terkait informasi term ini digunakan khusus untuk informasi bohong.

“Harapnya bedah buku ini itu berkelanjutan tidak harus misalnya undang pembicara dari luar itu ndak harus. Misalnya dari teman-teman sendiri yang bedah,” pungkas Gus Zaim saat mengakhiri acara bedah buku.

Pewarta : Syifa Aulia
Editor : Asrofi

Share this.
Scroll to Top