KIR MA NU 01 Banyuputih Dilatih Skill Jurnalistik

Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MA NU) 01 Banyuputih menggelar Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) 1 pada, Minggu (3/7/2022). Sebanyak 23 peserta dilatih skill menjadi jurnalis yang profesional dan berkompeten oleh perwakilan pemateri dari Tribun Jateng. Nantinya, pengurus dan anggota KIR bakal disiapkan menjadi aktor kemajuan madrasah di bidang literasi.

Pembina KIR, Inayatun Nisa, M.E mengatakan, diklat ini suatu upaya mengembangkan kemampuan menulis bagi anggota KIR. Ia berharap, kader KIR bisa belajar banyak tentang tata cara menulis yang baik dan benar secara profesional. Utamanya dalam mendedikasikan diri kepada madrasah melalui tulisan-tulisan terbaiknya.

“Ambil pelajaran sebanyak-banyaknya, kemudian aplikasikan,” terangnya.

Sebelumnya, peserta juga mendapatkan materi tentang sejarah dan badge KIR yang disampaikan Ahmad Mashfufi, M.Pd selaku pembina KIR pertama. Dilanjutkan penyampaian materi tentang menulis berita yang benar.

Peserta diklat, Diana menuturkan, penyampaian materi tentang menulis berita diberikan dengan konsep yang berbeda. Yaitu disampaikan dengan santai dan humoris, mengajak peserta diklat belajar dari pemberitaan yang sudah ada. Serta belajar menyusun berita yang runtut dan sesuai kaidah ilmiah.

“Peserta sangat antusias karena suasana kelas diklat hidup. Kami senang dengan cara penyampaian materi yang terasa santai, tidak menggunakan PPT (PowerPoint Presentation), tapi praktek langsung,” kata Diana.

Saiful Ma’sum Wartawan Tribun Jateng sedang menyampaikan materi kepada peserta diklat KIR

Jurnalis yang juga merupakan alumnus MA NU 01 Banyuputih itu, Saiful Ma’sum menyampaikan, menjadi penulis harus selalu memegang teguh pedoman ilmiah. Sehingga, karya-karya tulis yang dihasilkan bernilai sesuai kaidah ilmiah yang berlaku.

Ia mengatakan, menulis berita sayogyanya dimulai dengan menentukan tema dan judul yang menarik. Supaya membuka peluang lebih besar berita yang ditulis dibaca oleh masyarakat.

Saiful juga menekankan pentingnya membuat lead berita yang lengkap dan runtut yang bisa mewakili sebagian besar isi pemberitaan. Lead juga harus bisa mencerminkan arah pemberitaan agar pembaca tertarik untuk membaca keseluruhan isi berita.

“Saya senang dengan keaktifan peserta selama mengikuti materi. Adanya KIR di MA NU 01 Banyuputih ini, sebagai upaya meningkatkan literasi di sekolah. Harapannya, segenap civitas akademika MA NU 01 Banyuputih bisa mendukung dan memaksimalkan potensi pengurus dan anggota KIR untuk kemajuan sekolah,” kata Saiful.

Saiful menegaskan, karya tulis anak KIR akan menjadi wajah baru MA NU 01 Banyuputih. Oleh karena itu, sudah seharusnya anggota KIR mampu menulis dengan baik dan benar.

Ia menyebut, belajar menjadi penulis tidak ada batas waktu. Utamanya dalam belajar menjadi penulis yang baik dan benar di berbagai bidang pembahasan.

“Artinya, tulisan kita layak untuk dibaca banyak orang. Menjadi penulis yang mengerti etika, serta menyajikan karya yang mengandung manfaat bagi pembaca,” ucapnya.

Saiful berharap kepada anggota KIR untuk mulai menulis sebanyak mungkin. Dengan cara, menggali informasi, inovasi, dan program-program sekolah yang layak dikabarkan kepada masyarakat.

“Untuk menjadi penulis yang baik, kita juga harus mampu memposisikan diri menjadi pembaca. Kita pastikan dulu bahwa tulisan kita sudah layak dibaca, enak dibaca, tidak membingungkan pembacanya,” ujarnya berpesan kepada para peserta diklat.

Di akhir sesi diskusi, pemateri memberikan beberapa topik pembahasan yang bisa ditulis menjadi sebuah karya inspiratif dan informatif. Di antaranya, meriahnya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022, kisah-kisah perjuangan siswa berprestasi, dan siswa milenial.

Pewarta: Alya Rosadiana dan Dya Nisa Nurul Kamila

Share this.
Scroll to Top