Mendongkrak Jiwa Eunterpreunership Siswa dengan Program Life Skill
Dunia kerja mempunyai berbagai macam rintangan, tidak hanya keuletan dan pendidikan formal saja yang di butuhkan saat ini, perlu adanya ketrampilan tambahan yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan dalam meningkatkan perekonomian saat ini.
Menjadi ASN, pegawai BUMN, atau BUMS adalah impian bagi semua lapisan masyarakat, tetapi tidak semua beruntung dalam mencapai impiannya, banyak serangkaian tes yang jika tidak beruntung akan membuat kita gugur dalam bertempur, maka sudah saatnya mengubah mindset jika cita-cita itu tidak tercapai.
Saat ini kita lihat banyak orang sukses justru dengan berwiraswasta, mengembangkan kuliner, style, influencer yang saat ini sangat diminati sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun untuk menjadi wiraswasta tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu adanya kemauan dan belajar ada ara ahlinya
MA NU 01 Banyuputih lembaga pendidikan di bawah naungan NU mempunyai program unggulan yaitu life skill yang mengasah jiwa eunterrpreunership siswa, banyak bidang yang bisa dipilih siswa untuk melatih jiwa euterpreunership sesuai dengan bakat dan minat siswa, ada enam bidang life skill yang bisa dijadikan pilihan siswa untuk meningkatkan jiwa eunterpreunershipnya, ada Tata Rias, Tata Busana, Tata Boga, Design Grafis, Perbengkelan dan Setir Mobil.
Semua program life skill yang di tawarkan memiliki tentor-tentor handal, bahkan bekerjasama dengan para ahli di bidangnya, untuk tata rias bekerjasama dengan LKP Cantique oleh Ibu Anik Tsaniati yaitu lembaga pendidikan yang terkenal di Jawa Tengah dan untuk produk bekerja sama dengan Inez Cosmetic, begitu pula dengan tata boga Zieda Bakery & Cakes mendominasi dalam memberikan pengetahuan tentang kuliner dan bagaimana membuat inovasi kuliner kekinian yang sangat diminati oleh berbagai kalangan, begitu pula dengan program life skill yang lain yang banyak pihak-pihak yang turut andil bekerjasama.
Selain para tentor dan pihak-pihak terkait yang bekerja sama, dalam program lifeskill sendiri diakhiri dengan uji kompetensi dan uji market, untuk mengetahui keberhasilan dari masing-masing program life skill. Dari uji market dan uji kompetensi sebagian besar dari siswa sudah mulai terjun sebagai eunterpreuner baru, misal dalam bidang tata rias, sudah ada yang bisa menerima job merias, atau menjadi beuty influencer, dalam bidang tata boga ada bebrapa usaha catering delivery dari kelompok siswa.
Dengan adanya program life skill tidak mengganggu proses belajar mengajar karena kegiatan ini dilaksanakan di luar jam belajar mengajar, job yang diterima oleh masing-masing siswa juga menyesuaiakan dengan kegiatan belajar siswa. Life skill ini diberikan saat siswa-siswa menduduki bangku Kelas XI, dengan memilih beberapa program life skill yang ada. (Red_Arini)