Kehampaan Pada Deret Kursi

Oleh: Amanina Rasyid Wiyani

Bangku kelas telah menidurkan berbagai impian

Meja-meja itu menekuri segala harapan yang usai.

Tiada berbeda bagai silihan malam

Tanpa cahaya temaram, hanya remang mentari dari kilas jendela

Deruan bising kipas angin pun raib dari belantara kelas.

Potret presiden mungkin telah menghilang senyumnya, tak ada yang peduli untuk memandang sayu netranya

Apalah Garuda, andai aku tak segera memincingkan mata, ia akan terbang mengepakkan sayap, meninggalkan sang Pancasila.

Corat coret papan tulis masih sama seperti dahulu kala

Jam dinding ikut mati dalam derasnya aliran waktu

Mengiras pada tenaga dan raga yang telah membatu

Terpaku segala duka pada debu-debu kecil

Menyirat seonggok pesan dari sang hening

Tentang keberadaan perihal dentuman Yang bisu tersebab suatu laku

Share this.
Scroll to Top