Kuliah Sambil Kerja Bukan Penghalang Bagi Salah Satu Alumni MA NU 01 Banyuputih

Menempuh dunia perkuliahan sembari bekerja tidak menjadi penghalang bagi salah satu alumni Madrasah Aliyah Nahdatul Ulama (MA NU) 01 Banyuputih. Salah satu alumni itu adalah Muhammad Furqon, yang sekarang kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Sebelumnya laki-laki asal Desa Dlimas Kecamatan Banyuputih itu juga pernah mengharumkan nama MA NU 01 Banyuputih dengan meraih prestasi juara dua Pencak Silat pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kabupaten Batang tahun 2017. Tidak hanya berprestasi, ia juga aktif di organisasi Pramuka dan menjadi pradana pada saat itu.

Furqon panggilan akrabnya, lulus dari MA NU 01 Banyuputih tahun 2018, kemudian dirinya memilih untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dengan alasan untuk menambah ilmu dan relasi.

“Saya kuliah awalnya ingin mencari jaringan dan belajar lebih dalam, lalu saya memilih kuliah di UIN Walisongo Semarang mengambil Jurusan Manajemen Dakwah,” ungkap Furqon saat berkunjung di MA NU 01 Banyuputih Rabu (5/1/2022).

“Setelah mendaftar di kampus UIN Walisongo Semarang dan dinyatakan lolos. Selang beberapa hari saya mendapatkan informasi pendaftaran lowongan kerja Grab atau ojek online dari media sosial,” kata Furqon.

Awalnya ia tidak merasa percaya diri untuk menjadi ojek online. Ayahnya yang bekerja sebagai pedagang membuat Furqon merasa tidak ingin memberatkan beban kedua orang tua.  Melihat lowongan tersebut dengan antusias ia langsung mendaftarkan diri.

“Pendaftarnya terdapat dua cara untuk bergabung di Grab, bisa langsung ke kantornya dan bisa lewat online. Saya mendaftar langsung di websitenya, kemudian menunggu sekitar satu bulan. Setelah mendapat konfirmasi akunnya benar-benar bisa dipakai, saya mendatangi kantor Grab yang di Semarang untuk mengabil jaket dan helm,” terangnya.

Ia mengatakan untuk biaya jaket dan helm hanya sebesar tiga ratus ribu. Itupun bisa dibayar secara berangsur. Menurutnya pekerjaan tersebut mudah untuk dilakukan, karena pekerjaannya bisa dilakukan pada waktu luang.

“Terpenting bisa mengatur waktu antara jam kuliah dan bekerja,” ujar Furqon.

Pekerjaan itu dilakukan dari awal masuk kuliah tahun 2018 hingga sekarang tahun 2022. Ia membeberkan kalau di Semarang sehari bekerja bisa mendapat uang lima puluh ribu secara bersih. Adapun jika lebih giat lagi bisa mendapatkan uang yang lebih. Uang sebesar itu menurutnya bisa menopang kebutuhannya sembari menuntut ilmu di Kota Semarang.

“Kalau ada yang ingin kuliah, orang tuanya punya uang yang mencukupi lebih baik fokus kuliah. Akan tetapi kalau orang tuanya tidak mampu, bisa kuliah sembari bekerja,” pungkasnya.

Penulis: Muhammad Asrofi

Share this.
Scroll to Top